Koperasi dan UKM
Skala Bisnis Bank Sampah Capai Rp18 Miliar
BOGOR, JURNAL IBUKOTA: Bisnis daur ulang sampah melalui bank sampah dinilai cukup potensial. Hal tersebut diungkapkan Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM bidang Ekonomi Makro Hasan Djauhari. Ia juga mengatakan bahwa ada sekitar 4.000 bank sampah yang sudah beroperasi dengan mengumpulkan sampah rumah tangga, untuk kemudian dipisahkan berdasarkan jenisnya dan didaur ulang menjadi produk craft atau pupuk siap jual.
Read more...Konstruksi & Infrastruktur
Bangun Rumah Bagi Nelayan, Presiden: Agar Kehidupan Mereka Lebih Baik
PANGANDARAN, JURNAL IBUKOTA: Sebelum meninggalkan Kabupaten Pangandaran untuk kembali ke Jakarta, Presiden Joko Widodo meninjau lokasi pembangunan rumah khusus nelayan di Desa Prapat, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Dalam beberapa tahun terakhir ini, pemerintah membangun sebanyak 204 unit rumah yang disediakan bagi para nelayan yang berada di Kabupaten Pangandaran.
Read more...Kemenkop dan UKM-UI Dorong Gerakan Mahasiswa Pengusaha
- Created on Monday, 19 March 2018 19:19
- Written by Jurnal Ibukota
DEPOK, JURNAL IBUKOTA: Deputi Bidang Pemberdayaan SDM Kementerian Koperasi dan UKM Prakoso BS mengajak mahasiswa Universitas Indonesia (UI) untuk mulai melangkah menggeluti dunia wirausaha sejak masih berstatus mahasiswa.
"Kalau sudah ada ide bisnis, langsung jalankan, jangan banyak pertimbangan, dan jangan takut gagal", tegas Prakoso pada acara sosialisasi program Gerakan Mahasiswa Pengusaha, di kampus Universitas Indonesia, Kota Depok, Senin (19/3). Gerakan Mahasiswa Pengusaha merupakan program yang diinisiasi Kemenkop dan UKM bekerjasama dengan 59 perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia, termasuk UI.
Di hadapan para mahasiswa UI, Prakoso berharap para mahasiswa memulai bisnis yang sesuai dengan hobinya. Pasalnya, bila bidang usaha sesuai dengan hobi biasanya akan memiliki kelanggengan usaha yang lebih lama dan stabil. "Selain itu, pilihlah bidang usaha yang belum digarap orang. Atau, pilih usaha yang spesifik pasarnya dan unik, sehingga masih jarang pesaingnya. Jangan pilih bisnis yang sudah dimasuki banyak orang", papar Prakoso.
Yang jelas, kata Prakoso, Gerakan Mahasiswa Pengusaha ini bertujuan untuk mengubah mindset para mahasiswa dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja. Jangan gengsi untuk memulai diri menjadi wirausaha. Kalau kita sudah terbelit gengsi ya akan susah melangkah. "Selain itu, tujuan program gerakan ini juga untuk menumbuhkan jumlah wirausaha di Indonesia. Saat ini, rasio kewirausahaan kita masih di level 3,1%. Masih jauh bila dibandingkan dengan negara seperti Singapura, Malaysia, AS, dan Jepang", imbuh Prakoso.
Meski begitu, Prakoso mengakui bahwa kendala utama bagi mahasiswa untuk menjadi wirausaha justru datang dari orangtuanya. "Jujur saja, masih banyak orangtua yang keberatan ketika anaknya memilih jalur hidup menjadi wirausaha. Masih banyak orangtua yang menginginkan anak-anaknya kerja kantoran atau menjadi pejabat. Di samping itu, banyak orangtua keberatan anaknya berbisnis saat masih menjadi mahasiswa karena takut kuliahnya ketinggalan", ungkap Prakoso lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Kegiatan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI Pribadi Setiyanto mengatakan bahwa pihaknya terus mendorong anak muda khususnya mahasiswa UI untuk menjadi wirausaha sejak dini. "Banyak contoh wirausaha sukses yang belajar dari banyak kegagalan. Ada teman saya yang sukses menjadi pengusaha setelah 11 kali mengalami kegagalan. Artinya, sejak muda menjadi wirausaha jangan pernah takut gagal, jalankan terus", tandas dia.
Oleh karena itu, Pribadi menegaskan bahwa UI menyambut baik bergulirnya program Gerakan Mahasiswa Pengusaha di kalangan kampus. "Diharapkan dengan turut mensukseskan program tersebut dunia kampus mampu meningkatkan jumlah rasio kewirausahaan di Indonesia", pungkas Pribadi. (Agus)
Pendidikan dan Kebudayaan

Presiden Jokowi Tinjau TPS R3 Citarik Pel. Ratu
SETELAH meninjau kegiatan Padat Karya Tunai (PKT) di Desa Pasir Suren, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau lokasi PKT kedua yakni Desa Citarik Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu 8 April 2018. Dalam kunjungan tersebut Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Desa dan PDDT Eko Sandjojo, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Di Desa Citarik, Presiden Jokowi juga berkesempatan meninjau Tempat Pengolahan Sampah yang menggunakan sistem reduce, reuse, recycle atau dikenal TPS-3R. Pembangunan TPS-3R dilakukan tahun 2016, oleh Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan anggaran Rp 550 juta.
Menu
Berita Terkini
- Skala Bisnis Bank Sampah Capai Rp18 Miliar
- Bangun Rumah Bagi Nelayan, Presiden: Agar Kehidupan Mereka Lebih Baik
- Kementerian PUPR Resmikan Rumah Susun Sewa Khusus Lansia di Cibubur
- Presiden Pastikan Dampak Gempa Banjarnegara Ditangani Serius
- Pelatihan Berjenjang Dianggap Jadi Kunci Sukses Berkoperasi
- Kemenkop dan UKM dengan BNPP Bersinergi Bangun Perbatasan
- Menkop Dorong Anak Usaha Koperasi Masuk Bursa
- Kementerian PUPR Kirim Perlengkapan Air Bersih dan Sanitasi Bagi Pengungsi Gempa Banjarnegara
- Tahun 2018, Kementerian PUPR Lanjutkan Pembangunan Rumah Nelayan Di Kabupaten Pangandaran
- Kecepatan Kendaraan Meningkat 35,04% Pada Pekan Pertama Pemberlakuan Paket Kebijakan di Jalan Tol Janger